Jakarta - Conficker memang virus lawas, namun tetap saja terornya masih ganas. Berdasarkan database Vaksincom atas insiden malware, Conficker masih menjadi malware Top 10 di Indonesia.
Vaksincom sendiri menggunakan beberapa teknik simple untuk memperkirakan infeksi Conficker di Indonesia karena memang database untuk infeksi Conficker saat ini sulit diperoleh karena infeksinya di negara-negara maju sudah sangat rendah dan infeksi utama terjadi di negara yang memiliki penerapan standar sekuriti rendah.
Database yang digunakan adalah database dari sri.com, salah satu anggota CWG Conficker Working Group yang mengeluarkan data infeksi Conficker tahun 2009 pada puncak infeksi Conficker dimana Indonesia menempati peringkat 17 dengan persentase infeksi 1,57 % dari total infeksi atau 164.794 insiden.
Gambar 2: Secara jumlah komputer, China merupakan negara yang paling banyak terinfeksi Conficker.Namun kalau ditanya, apakah hal ini mencerminkan pengelolaan TI yang kurang baik yang dilakukan China sehingga ia menempati peringkat 1 sebagai negara yang paling banyak terinfeksi Conficker sehingga Anda lebih berpeluang terinfeksi Conficker ketika mengunjungi China dibandingkan Cile?
Untuk mengetahui jawabannya kita bisa melihat data dari tabel 2 yang diolah laboratorium data Vaksincom di bawah ini.
Tabel: Top 20 Negara paling beresiko terinfeksi Conficker.Pengguna internet China di tahun 2009 adalah 389.000.000 -- berdasarkan data dari CIA World Fact Book, dengan infeksi Conficker 2.649.674 maka persentase kasus Conficker per internet user di China adalah hanya 0,68 %.
Sedangkan Cile, meskipun hanya menderita kasus Conficker sebanyak 280.182, namun dengan pengguna internet 7.009.000 maka perbandingan pengguna internet yang terinfeksi Conficker adalah 4%, atau nomor dua paling tinggi setelah Argentina 4,16 %.
Sehingga secara probabilitas, tentunya Anda lebih berisiko terinfeksi Conficker jika mengunjungi situs Cile dan Argentina daripada situs China.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?Kasus Conficker Indonesia dibandingkan dengan pengguna internet lokal adalah 0,18% dan menempatkan Indonesia pada peringkat 14 negara dalam Top 20 negara di dunia yang paling beresiko terinfeksi Conficker.
Jangan terlalu berkecil hati, karena di ASEAN, Thailand menempati ranking 13, Filipina ranking 7 di atas Malaysia yang menempati posisi 8 sebagai negara yang paling beresiko terinfeksi Conficker.
Beda dengan peringkat dalam bulutangkis dimana peringkat paling kecil itu paling bagus, kalau dalam peringkat resiko Conficker ini, peringkat makin kecil artinya makin berisiko.
Satu hal yang menarik untuk diamati adalah rendahnya resiko Conficker di negara-negara maju seperti Amerika Serikat di peringkat 20 dan Jerman di peringkat 19.
Bahkan negara-negara lain seperti Inggris Perancis dan Jepang yang berada dalam Top 10 negara-negara yang paling banyak pengguna internetnya di dunia di tahun 2009 berada di luar 20 besar negara yang paling beresiko terinfeksi Conficker.
Gambar 3: 20 negara yang paling rentan terinfeksi Conficker 2013Jumlah Korban ConfickerSaat ini insiden Conficker sudah menurun, namun menurut data dari Microsoft, diperkirakan masih ada 1-2 juta komputer yang masih terinfeksi Conficker di seluruh dunia.
Karena itu jika kita mengambil angka konservatif infeksi Conficker di seluruh dunia 1.000.000 komputer, maka jumlah komputer yang masih terinfeksi Conficker di Indonesia adalah sekitar 15.700 komputer (1,57 % X 1.000.000).
Mengapa setelah 5 tahun Conficker masih tetap bisa bertahan hidup dan tetap menginfeksi komputer? Salah satu sebabnya adalah karena banyak sistem operasi Windows yang mengandung celah keamanan yang diserang oleh Conficker belum di-
patch.
Dalam banyak kasus, Conficker mampu menembus komputer yang sudah diproteksi dengan program antivirus terupdate sekalipun, karena ia memanfaatkan celah keamanan yang belum ditambal.
*) Penulis, Alfons Tanujaya adalah seorang praktisi antivirus dan keamanan internet. Ia bisa dihubungi melalui email info@vaksin.com.(ash/ash)